8 Okt 2011

SURAT CINTA UNTUK PEJUANG



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh…

Teruntuk saudaraku, pejuang kebenaran, Generasi Inspirasi yang tak kenal rasa gentar dan tak peduli lelah.
Generasi Intelektual Pembangun Peradaban Indonesia........

Tak terasa Dzat Yang Maha Kuasa masih mengizinkan kita menginjak waktu dalam dimensi yang sama, namun untuk tingkatan yang berbeda dalam sebuah perjalanan panjang, bernama kehidupan…
Masih segar dalam ingatan ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi kampus UIKA tercinta ini, ada banyak hal yang harus kita raih, ada banyak dinamika hidup yang telah menghiasi kehidupan kita, ada banyak kenangan indah bahkan kenangan pahit pun turut menjadi bumbu indahnya perjuangan ini.
Namun kini, ketika suatu medan perjuangan terhampar luas di hadapan kita, tak bisa dipungkiri bahwa keinginan hati kita untuk mundur dan meninggalkan medan perang…Manusiawi sekali jika kita terbesit pikiran seperti itu. Namun, pernahkah kita berfikir apakah diri ini hanya milik kita pribadi ???
Saudaraku, wahai Generasi Inspirasi,.. dalam jiwa ini terkandung banyak hak untuk orang tua, kakak, adik, saudara-saudara di sekeliling kita, masyarakat, bangsa, dan negara… Mereka mempunyai hak atas kita, mereka berhak menuntut kerja nyata dari kepedulian kita! !
Saudaraku,. Kita menyadari bahwa jalan yang kita tempuh ini adalah jalan yang penuh dengan berbagai macam rintangan, godaan, dan gangguan. Kita sadar bahwa perjuangan ini sangat membutuhkan banyak pengorbanan, baik waktu, harta, bahkan jiwa kita. Namun demikian, perjuangan ini tak akan berhenti sampai disini, perjuangan kita masih sangat panjang.
Berbahagialah saudaraku,karena kita masih diberikan kesempatan dan kekuatan untuk bisa bermanfaat bagi manusia yang lain, karena kita sadar bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling besar kontribusinya dan paling bermanfaat bagi orang lain.
Saudaraku, sekarang inilah saatnya kita memberi bukan selalu saja ingin menerima, saling berbagilah dengan saudara-saudara yang lain..berikanlah kontribusi terbaik kita untuk UIKA, dan Bangsa Indonesia untuk kemudian kita persembahkan dengan ikhlas hanya kepada Allah pemilik segala urusan kita. Kita menyadari bahwa diri ini banyak kekurangan, tapi berusahalah untuk terus memberikan kontribusi terbaik sejauh yang kita mampu. Dan tentunya dengan saling menguatkan satu sama lain sebagaimana berada dalam barisan yang teratur seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Bersyukurlah karena masih tertancap kuat dalam hati kita dan mengalir deras bersama darah kita sebuah ideologi kebaikan. Apapun itu simbol nya, untuk kemudian kita terjemahkan dalam amal-amal besar perjuangan yang dibungkus dengan rasa keikhlasan dan ikatan persaudaraan sehingga kita bersedia berjuang dan masuk dalam barisan pejuang-pejuang yang rela hidup mulia atau mati sebagai syuhada yang tergabung dalam Almamater Mahasiswa UIKA Bogor. Yakinlah ketika kita telah membulatkan tekad dan mengikhlaskan niat kita untuk berkontribusi kebaikan bagi UIKA, dan bangsa ini, maka kita pun telah siap untuk menjadi Generasi Intelektual Pembangun Peradaban Indonesia, kita telah siap menjadi Pahlawan-pahlawan Indonesia,..seorang pahlawan yang tidak peduli apakah namanya akan dicatat dalam sejarah atau setelah mati akan dimakamkan di taman makam pahlawan, tetapi yang menjadi motivasinya adalah bagaimana meraih posisi terhormat di hadapan Allah SWT.
Bergegaslah saudaraku, genderang perjuangan akan segera ditabuh, bukan perang melawan kawan satu Almamater, Bukan Perang melawan Kawan Seagama, tetapi perang untuk mencapai kemenangan itu..bersama mengukir sejarah membangun peradaban menuju kejayaan Indonesia.
Apapun Ideologi yang kita Usung, Apapun bendera Organisasi yang kita kibarkan, Kita harus mengatur strategi perjuangan yang terbaik. Hanya orang-orang ikhlaslah yang sudi untuk menambatkan hatinya dalam medan perjuangan di Kampus yang kita cintai Kampus Universitas Ibn Khaldun Bogor.
“Pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang memiliki naluri kepahlawanan. Para pahlawan muncul pada situasi dan kondisi yang sulit atau sengaja dilahirkan dalam situasi dan kondisi yang sulit. Sejarah kepahlawanan muncul pada saat mereka mampu merespon tantangan-tantangan kehidupan yang berat. Pada setiap tantangan pasti ada jawaban. Dari respon itu akan lahir amal-amal besar...

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Terimakasin Untuk kawan ku yang pernah saya kenal dan yang selalu saya kenang. Dari kalian lah inspirasi besar hidup ini.

dari sahabat mu :
Nurdin Al-Azies (Redakur Warta UIKA)
Baca Selengkapnya | SURAT CINTA UNTUK PEJUANG

Kedewasaan adalah karakter.


Sering kita mencari-cari definisi dari sebuah kedewasaan, akan tetapi sering kali pula kita terbentur dengan jawaban-jawaban yang memusingkan dahi kita, berkata kedewasaan terkadang berhubungan dengan faktor usia, sudah berapa lama kita hidup didunia, atau bertanya berapa usia kita saat ini, jika angka nya tinggi, angka itulah yang akan mewakili nilai dari sebuah kedewasaan yang kita miliki.

Akan tetapi ketika kita melihat realitas yang ada saat ini yang terjadi didalam kehidupan kita, mungkin teori diatas bisa terbantahkan, bahwasannya faktor usia bukan merupakan satu-satunya faktor penghitung nilai kedewasaan seseorang. Lantas sesungguhnya apa arti kedewasaan itu? Dan bagaimana cara mengukur tingkat kedewasaan seseorang ?
Nah, inilah yang akan coba saya bahas dalam tulisan pada kesempatan ini, yang merupakan salah satu ringkasan dari mentoring bisnis rutinan yang saya ikuti.

Satu ungkapan awal yang saya catat pertama kali dari pertemuan pada kesempatan itu adalah :
“Kedewasaan itu bagaikan melihat kubus dari 6 sisi” apa artinya, artinya adalah orang bisa di katakan dewasa apa bila dia mampu melihat suatu permasalahan yang dihadapinya dari berbagai sudut, tidak hanya dari sudut pandang dirinya sendiri. Dia bisa memiliki sifat netral dan menjadi penengah terhadap berbagai konflik yang ada, dia mampu mengendalikan emosionalnya dari berbagai interpensi dengan tujuan agar bisa menyelesaikan suatu permasalahannya dengan lebih elegan dan dan intelek.

Mampu mengatasi masalah dengan pengendalian emosi yang baik, cepatan, tepatan dan akuratan adalah salahsatu tanda bahwasanya seseorang bisa dikategorikan memiliki sifat kedewasaan yang tinggi, ketika otot tidak mendominasi otaknya, maka inilah sifat dari kedewasaan itu.

Tolak ukur nya ada pada bagaimana dia bersikap terhadap permasalahan yang dihadapi, usia bukanlah tolak ukur yang tepat untuk menilai orang itu dewasa atau tidak.
Intinya kedewasaan adalah “ karakter”.

Semakin seseorang di hadapkan pada masalah-masalah yang memuntut untuk diselesaikan, maka akan semakin cepat dia mencapai kedewasaannya, artinya untuk mengakselerasi kedewasaan yang kita miliki, hendaknya kita hidup berada pada lingkungan dinamis, yang ketika orang-orang standar hanya sibuk memikirkan masalah hatinya, seseorang yang hebat, dia justru pada kesempatan yang sama sedang sibuk mencari solusi besar yang dampaknya tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri, akan tetapi jauh dari pada itu dampaknya berpengaruh terhadap umat.

Maka ada satu pepatah mengatakan, “ berbahagialah orang-orang yang setiap harinya menghadapi masalah, karena dengan masalah itulah kita mendapatkan berbagai solusi”.
Dari solusi yang kita hadapi inilah kita belajar mengenai kedewasaan, semakin stabil dalam menghadapi masalah maka akan semakin kita terlihat dewasa, walau dalam kenyataannya usia yang kita miliki masih terhitung belasan tahun. Akan tetapi kembali kepada faktor-faktor kedewasaan diatas, faktor usia bukanlah faktor yang paling dominan dalam menentukan seberapa tinggi kedewasaan kita. Olak
Karakter kita lah nantinya yang akan menjadi tolak ukur apakah kia sudah dewasa atau tidak dalam segala hal.
Baca Selengkapnya | Kedewasaan adalah karakter.