30 Mei 2011

Econom, Novel ekonomi syariah pertama di Indonesia

Judul Novel: Econom
Tebal: 224 halaman
Terbitan: Azam
Penulis:

  1. Hendri Tanjung (Doktor International Islamic University of Islamabad, Pakistan), Pembimbing FLP Pakistan, Sekretaris Kaprodi Ekonomi Syariah Pascasarjana UIKA Bogor.
  2. Irfan Azizi (Mahasiswa magister International Islamic University of Islamabad, Pakistan), anggota FLP Pakistan
Harga: Rp 35.000,-

Resensi
Syauqi Dunya adalah salah seorang yang mempunyai perhatian terhadap perkembangan tata perekonomian syariah. Ia sering resah dengan kapitalisasi perekonomian. Geram terhadap seluruh fakta ketidakadilan di masyarakat, yang terus-menerus melahirkan komunitas-komunitas nestapa.

Ia bertekad menumbuhkan semangat kepada masyarakat untuk menjalankan perekonomian berlandaskan keadilan, perekonomian yang jauh dari sikap saling libas, perekonomian yang menjunjung tinggi solidaritas kemanusiaan.

Ia yakin suatu saat negeri ini akan mampu merasakan kemakmuran yang ditelurkan oleh usaha-usaha perekonomian yang berbasis keadilan dan kepedulian ini. Inilah sejumput rahmat Islam di sektor ekonomi. Sejumput rahmat ini harus bisa ditebarkan ke seluruh saentro negeri ini.

Ragam aneka persekongkolan pajak dan lonjakan harga-harga dengan penuh keangkuhannya itu telah membuat hatinya miris. “Ini tidak boleh dibiarkan”. Ujarnya sesaat.

“Kenapa pajak airport mahal?” gumamnya suatu ketika di pojok bangku pesawat yang ia tumpangi. Ah… itu hanya sekelumit urusan uang dalam hidup kita, yang ia gumamkan. Tapi yang sekelumit itu sudah menyatu dengan sekelumit lainnya. Yang sekelumit itu sudah menggunung. Maka kita memang harus segera berbuat. Kita harus membebaskan bangsa ini dari kapitalisme perekonomian. Karena sistem ini telah menjerat leher anak bangsa. Membuat rakyat miskin semakin miskin.

Ekonomi syariah mencitakan tersemainya kehidupan yang tentram, damai, dan akur. Itu cita seorang Syauqi Dunya. Itu juga seharusnya menjadi cita kita semua sebagai seorang muslim yang merindukan kesejahteraan merata ke seluruh pelosok negeri.

“Seandainya seluruh anak negeri ini, terutama mereka yang muslim, memilih bank syariah sebagai tempat untuk menyimpan uangnya, mungkin perjuangan mewujudkan tata perekonomian syariah tidak akan sulit.” Demikian ujarnya, mengidam-idamkan.

Syauqi Dunya yang kini seorang dosen di sebuah Universitas Islam akan menceritakan bagaimana perkembangan perbankan syariah kini. Ia juga akan berbagi tentang formula, guna kebangkitan perbankan syariah.

Baginya, perjalanan pasang surut bank syariah tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan SDM yang melingkupinya. Maka ia juga bertutur tentang karakteristik seorang SDM perbankan syariah, yang dengan kerja-kerjanya, perbankan syariah akan terus melesat di pelataran perekonomian negeri ini.

Perjuangan menegakkan ekonomi syariah bukanlah perjuangan institusional semata yang sangat membutuhkan good will pemerintah, namun juga perjuangan sosial yang menyangkut kesejahteraan hidup rakyat banyak. Perjuangan yang juga membutuhkan sekian banyak sumbedaya insani dan dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk apapun, demi mewujudkan keadilan, kesejahteraan, pemerataan dan kestabilan negara.

Econom adalah novel yang berlandaskan cerita nyata seorang pegiat ekonomi syariah. Novel ini hadir untuk memberikan pencerahan dan gambaran yang jelas tentang keunggulan ekonomi syariah. Novel ini juga ditujukan sebagai penyemangat gerak kemajuan ekonomi syariah, agar penduduk negeri ini yang mayoritas muslim mampu memahami dengan baik komponen solusi Islam di bidang perekonomian.

Pencerahan tentang berbagai hal yang selalu menjadi pertanyaan bagi masyarakat mengenai keunggulan ekonomi syariah dalam memajukan sektor riil sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi, keragu-raguan terhadap sistem perbankan syariah, kepedulian terhadap masyarakat dhuafa, hingga prospek masa depan ekonomi syariah di jelaskan lugas dan cukup detil melalui rangkaian narasi, dialog dan diskusi, sehingga membaca novel ini ibarat hadir dalam perkuliahan namun tidak terkesan membosankan bahkan menjadi sangat menarik untuk di simak karena dipaparkan dalam cerita-cerita yang berkesan dan menyentuh hati. Alur ceritanya yang disetting sedemikian rupa membuat pembaca jadi penasaran. Inilah salah satu kelebihan novel ini selain substansinya yang berlatar belakang ekonomi syariah.

Bagi saudara-saudara non-muslim, novel ini semoga mampu memberikan gambaran yang baik tentang keuniversalan ajaran Islam. Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan tanpa memandang status dan agama seseorang. Islam yang menghendaki kesejahteraan tersebar merata ke setiap warga masyarakat tanpa membeda-bedakan SARA. Maka, jika memang sistem ekonomi syariah baik untuk kemajuan negeri ini, juga kesejahteraan masyarakatnya, mngapa kita tidak bersama mendukungnya sebagai sebuah solusi keterpurukan ekonomi.

Econom adalah serial pertama dari rangkaian novel pengenalan ekonomi Syariah. Insya Allah serial selanjutnya akan segera hadir. Selamat membaca!

Baca Selengkapnya | Econom, Novel ekonomi syariah pertama di Indonesia

26 Mei 2011

Bahkan mata saja bisa membohongimu..!

Suatu ketika ada seorang gadis, yang selalu menangis dan membenci semua orang yang selalu melihat kekurangan dia. hampir setiap hari diamengeluh.. karena kekurangan yang ada pada dirinya.

Dia buta semenjak usia 6 tahun karena kecelakaan, selama itu lah hingga kini usianya menginjak 20 tahun dirinya tak mau berinteraksi dengan orang lain, alasanya karena dia takut di ejek. Ia beranggapan semua orang yang ada adalah orang yang jahat, kecuali seseorang yang selalu setia menemaninya dengan penuh kasih-sayang dan penuh perhatian. hanya teman pria satu-satunyalah yang menurut dia orang yang bisa mengerti keadaan pisik nya.


hingga suatu ketika dia bersumpah:
"andai saja saya diberikan KESEMPATAN untuk bisa melihat semua isi dunia ini, yang pertama kali yang akan saya lihat adalah pria yang selalu setia menemani saya"

Suatu saat apa yang ia inginkannya terkabul, ada seseorang yang rela menyumbangkan sepasang matanya kepada gadis itu, dan gadis itupun bisa melihat kembali dengan normal.

Setelah menjalani operasi dan kini dia mampu melihat lagi, dia teringat akan janjinya yang pernah diucapkan, orang yang pertama yang ingin dia lihat di dunia ini adalah satu-atunya laki-laki yang selalu ada disampingnya penuh perhatian.

Akan tetapi betapa kaget dan shoknya dia, ketika dia melihat orang yang selama ini ada disisinya, ternyata keadaannya sama dengan dia, matanya buta dan tidak bisa melihat.

ketika sang pria tersebut bicara, bagaimana...! kini kamu sudah bisa melihat isi dunia ini, dan kini kamu bisa melihat saya.. apa kah kita bisa menikah..! tanya pria yang selama ini selalu setia menemani gadis itu.

apa yang menjadi jawaban gadis itu !

dia menolak,denagn nada bicara yang menyakitkan " kini saya sudah bisa melihat, apa mungkin saya bisa menikahi orang yang buta sperti anda ?

pria itupun pergi dengan rasa hati yang begitu sakit, ia hanya bisa meneteskan air mata.

hingga kemudian dia mengirimkan surat kepada gadis itu yang berisi

  • " Tolong, jaga sepasang mata yang saya berikan untuk mu..!

_____________________________________________________________________________

( Kisah ini, menggambarkan bagaimana sifat dari seseorang yang tidak pernah berterimakasih kepada apa pun yang ia miliki, karena terlalu fokus pada kekurangan yang dia punya. manusia bisa berubah, baik sifat dan prilaku apalagi dalam keadaan dia jaya. hanya sedikit manusia yang mampu mengingat bagaimana keadaan dia sebelummnya, dimana dia ada dalam kesulitan dan kenistaan )

Semoga Kita mendapatkan pelajaran dari kisah yang satu ini.

Semoga Bermanfaat...!

Nurdin Al Azies

Baca Selengkapnya | Bahkan mata saja bisa membohongimu..!

24 Mei 2011

Dibalik cerita Ustadz Sabun Mandi , dari papua

Sahabat, satu lagi kisah inspirasi yang saya temukan dari sosok da’i yang luar biasa dari papua.

Dibalik cerita yang dia kemukakan, terkandung sebuah insfirasi dan motifasi besar untuk diri ini.

Ternyata perjuangan yang kita lakukan demi dakwah ini, tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan perjuangan mensyiarkan Islam dari orang yang ada disamping saya ini.

Betapa tidak, untuk sebatas wilayah kampus saja, terkadang terasa begitu berat, banyak sekali kata-kata mengeluh terlontar dari mulut ini, hanya karena setitik rintangan yang dihadapi. Ya Raab terimakasih kau telah memberikan insfirasi ini untuk hamba.

Sahabat, kini saya akan membagi cerita insfirasi ini untuk anda, agar andapun bisa merasakan motivasi dan insfirasi dari pengalaman saya bertemu Ustadz yang sering dijuluki ustadz sabun mandi ini, sehingga beliau di nobatkan sebagai salah-satu tokoh perubahan untuk indonesia versi Republika Tahun 2010.

Inilah sedikit kisah yang saya dapatkan dari beliau.

Papua, dikenal sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia. Tak hanya emas, sumber daya alam lainnya pun melimpah. Bumi cenderawasih begitu kaya. Tapi ternyata, kekayaan itu tidak mengangkat derajat hidup masyarakat di sana. Mayoritas masyarakat masih hidup miskin, bahkan sebagaian besar penduduk asli masih tinggal di pedalaman.

Julukan sebagai salah satu provinsi yang tertinggal lantas kerap disematkan pada wilayah paling timur di Indonesia ini. Jika ada orang Papua yang punya keistimewaan, mereka kerap dijuluki sebagai mutiara hitam. Dan salah satu yang layak memperoleh ‘gelar’ itu adalah Muhammad Zaaf Ustaz Fadhlan Rabbani Al-Garamatan.

Pria kelahiran Patipi, Fak-Fak, 17 Mei 1969 itu, adalah putra dari pasangan Machmud Ibnu Abu Bakar Ibnu Husein Ibnu Suar Al-Garamatan dan Siti Rukiah binti Ismail Ibnu Muhammad Iribaram. Sejak tahun 1985, ia memulai dakwahnya di bumi Papua. Ustaz Fadhlan , lebih senang menyebut Papua dengan Nuu Waar.

Nuu Waar adalah nama pertama untuk Papua, sebelum berubah menjadi Irian Jaya, dan Papua saat ini. Nuu Waar, dalam bahasa orang Papua, berarti cahaya yang menyimpan rahasia alam. “Papua dalam bahasa setempat berarti keriting. Karena itu, komunitas Muslim lebih senang menyebutnya dengan Nuu Waar dibandingkan Irian atau Papua,” ujar Ustaz Fadhlan kepada kami, di sela-sela kunjungannya pada peresmian pesantren HILAL Bogor 22 mei lalu.

Ustaz Fadhlan menegaskan, berdasarkan catatan sejarah, Islam adalah agama yang lebih dulu masuk ke Nuu Waar, terutama di Fak-Fak, dibandingkan dengan Kristen. Namun, karena misionaris lebih gencar menyebarkan paham agamanya, maka jadilah agama ini tampak dominan. “Padahal, saat ini jumlah umat Islam bisa lebih banyak dari orang Kristen di sana,” ujarnya.

Karena itulah, ustad yang selalu memakai gamis itu terpanggil untuk mengembalikan kejayaan Islam ke bumi Nuu Waar. Di Fak-Fak khususnya, terdapat kerajaan Islam pertama di Papua, dan Ustaz Fadhlan adalah salah seorang generasi kesekian dari kerajaan Islam itu. Nenek moyangnya dulu adalah penguasa kerajaan Islam disana.

Sebagai penanggung jawab meneruskan kerajaan Islam, Ustaz Fadhlan berkewajiban untuk membangkitkan kembali kejayaan Islam di Nuu Waar. Ia masuk keluar masuk pedalaman, turun dan naik gunung menyebarkan Islam. Bahkan harus berjalan kaki untuk mengenalkan dakwah Islam kepada penduduk setempat. “Alhamdulillah, sudah banyak yang mengenal Islam.”

Lalu mengapa dirinya tetap mau berdakwah ditengah sulitnya kondisi alam dan luasnya wilayah dakwah? Bagi Ustaz Fadhlan , disitulah tantangannya. “Kami berkewajiban untuk menyampaikan risalah Islam. Jika di akhirat kelak malaikat bertanya; “Mengapa ada saudaramu di pedalaman yang belum memeluk Islam?” Itu berarti tanggung jawab kita semua, umat Muslim di Indonesia, yang belum mampu mendakwahkan ajaran Islam dengan baik,” terangnya.

Dalam mengenalkan Islam kepada penduduk setempat tidaklah mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi. Mulai dari soal luas wilayah, kondisi alam yang sulit karena terjal, bebatuan, ada pegunungan, dan lainnya. Namun, semua itu tidak membuat Ustaz Fadhlan dan rekan-rekannya berhenti dalam berdakwah.

“Dulu, sebelum ada kapal Al Fatih Kafilah Nusantara (AFKN) 1 dan 2, untuk mencapai tempat yang dituju, kami harus berjalan kaki, dan itu bisa membutuhkan waktu hingga tiga bulan. Terkadang ada binatang buas juga. Tapi itu semua adalah tantangan untuk ditaklukkan,” ujarnya.

Rintangan bukan hanya soal kondisi alam saja, tetapi respon penduduk setempat. “Terkadang ada juga yang melemparkan tombak bahkan panah. Ya, itu sudah biasa kami alami. Itu belum seberapa dibandingkan perjuangan Rasulullah. Beliau bahkan diusir dari negerinya (Makkah), karena ketidaksukaan penduduknya menerima dakwah Rasul. Namun beliau tetap sabar. Karena itu pula, kami pun harus sabar,” terangnya.

Begitu beratnya tantangan dakwah, tak sedikit beberapa anggota dai yang dibawa Ustaz Fadhlan memilih kembali pulang. Mereka ngeri mendengar berbagai ancaman yang ada. “Saya katakan, apakah mereka siap mati syahid? Dari 20 orang yang bertahan hanya tujuh orang.”

Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta tawakal kepada Allah, berbagai usaha dan upayanya, kini membuahkan hasil. Sudah banyak penduduk Papua yang menjadi Muslim. Ia menyebutkan sekitar 221 suku yang sudah memeluk Islam. Subhanallah..! Jumlah warga tiap suku bervariasi, mulai dari ratusan sampai ribuan. Jika dipukul rata tiap suku seribu orang, maka kerja keras Ustad Fadlan sudah mengislamkan 220 ribu orang Papua pedalaman.

Ini belum termasuk jumlah tempat ibadah yang dibangun. Mungkin ratusan jumlahnya.
Inovasi dakwah yang dilakukan Ustadz Fadzlan telah menyentuh masyarakat Papua yang sebelumnya jahiliyah menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi peradaban. Sederhana saja, ia kenalkan Islam pada masyarakat Papua melalui sabun mandi. Perlu diketahui, sebelum mengenal Islam, orang Irian terbiasa mandi dengan melulurkan minyak babi ke tubuh mereka. Katanya untuk menghindari nyamuk dan udara dingin. Sejak “berkenalan” dengan sabun mandi, masyarakat Papua itu kini tak lagi menggunakan lemak babi.

“Kami berdakwah tentang kebersihan secara bertahap. Suatu ketika pernah ada seorang kepala suku yang begitu menikmati sabun mandi. Kemudian tanpa dibilas lagi, kepala suku itu langsung keliling kampung karena merasa senang dengan bau wangi sabun ditubunya,” kenang Fadzlan seraya tersenyum lebar.

Bukan hanya sabun mandi, Ustadz Fadzlan juga mengajarkan masyarakat Nuuwar yang selama ini hanya mengenakan koteka (bagi yang pria) lalu secara bertahap mulai mengenakan pakaian.
“Awalnya kami kenalkan celana kolor, mereka tertawa. Namun, ketika mereka memakainya dan lama-lama enjoy, malah akhirnya malu melepasnya. Lalu kami bawakan cermin. Ketika masih telanjang, mereka takut melihat bayangannya sendiri. Setelah memakai celana dan baju, mereka merasakan perubahan dalam dirinya. Ternyata lebih bagus,” kata Fadzlan yang juga menjembatani generasi Nuuwar untuk mendapatkan beasiswa pendidikan.

  • “Awalnya kami kenalkan celana kolor, mereka tertawa. Namun, ketika mereka memakainya dan lama-lama enjoy, malah akhirnya malu melepasnya. Lalu kami bawakan cermin. Ketika masih telanjang, mereka takut melihat bayangannya sendiri. Setelah memakai celana dan baju, mereka merasakan perubahan dalam dirinya.

Sahabat, semoga kisah yang saya kemukakan ini mampu memberikan motivasi baru, baik bagi para kader dakwah, maupun pagi para pembaca pada umumnya. Semoga kita bisa tetap istiqomah dalam menjalankan amanah dakwah ini, karena kita telah diberikan medan yang lebih ringan dari pada perjuangan Ustadz padlan ini. Maka harusnya dakwah kita harus lebih optimal.
Baca Selengkapnya | Dibalik cerita Ustadz Sabun Mandi , dari papua

23 Mei 2011

Pasha Ungu Hadiri Dialog Interaktif UIKA


Bogorplus.com - Dialog interaktif dalam rangka Milad Universitas Ibnu Khaldun Bogor,yang dilaksanakan di Aula Lantai 3 Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Senin (23/5/11), mengangkat tema tentang "Determinasi Peran Pemuda dalam Melahirkan Generasi Sadar Hukum yang Jujur, Adil dan Konsisten".

Dalam dialog interaktif kali ini, dihadiri vokalis band ternama Pasha Ungu, yang hadir sebagai bintang tamu pada acara tersebut. Kehadiran Pasha Ungu, ternyata mendapat perhatian para peserta.

Selain Pasha Ungu, hadir pula sebagai pembicara dari Ketua Komisi A DPRD, Ade Munawaroh SH, Ibrahim Fajri, S.H M.E.I, perwakilan dari Polres Bogor Kota, Kanit Sospol, Djanahuri. SH.

Baca Selengkapnya | Pasha Ungu Hadiri Dialog Interaktif UIKA

22 Mei 2011

Pondok Pesantren Pencetak Imam Masjid kini resmi dibuka “( Peresmian Ponpres HILAL Bogor )

Warta-UIKA: Tidak jauh dari kediaman ketua partai bulan bintang yang pernah menjabat mentri kehutanan RI Priode SBY, tengah diadakan peresmian Pondok pesantren Hilal Bogor, tepatnya di Jl. Kranji Ujung RT 04/04 Budi Agung, Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal – Kota Bogor.

Hadir pada peresmian tersebut Prof. KH. Didin Hafidhudin ( Keua Baznas, Dir. Pascasarjana UIKA Bogor), MS. Ka’ban ( Ketua Umum Pbb) , Ust. Fadhlan (Dai Tokoh Perubahan 2010 Versi Republika), Ust. Sambo (Pembina Yayasan Hilal Bogor, Pengagas Gerakan Moral Sholat Khusuk untuk Kejayaan Indonesia ( Gema SKKI ), para kyai dan para Ustadz-ustadz , Tokoh alim ulama, serta Masyarakat sekitar turut menyemarakan peresmian Pesantren ini.

Dalam sambutan ketua pembina pesantren hilal bogor, Ust Sambo menerangkan latar belakang didirikannya pesantren hilal bogor ini adalah “melihat perkembangan Umat Islam saat ini yang semakin pesat dan jumlah-jumlah masjid di indonesia semakin bertambah, maka dianggap perlu diupayakan untuk merekrut para kader dari kaum muslimin untuk dibekali dengan ilmu dan seperangkat keahlian penunjang lainnya, agar mereka siap memakmurkan masjid-masjid di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatan.

Guna mewujudkan keinginan yang mulia inilah maka Yayasan Hilal Bogor, mendirikan pesantren yang akan menjalankan misi strategis menghasilkan imam mesjid yang memiliki kemampuan memimpin dan membimbing jamaah untuk melakukan sholat dengan khusuk dan ibadah yang berkwalitas, serta mampu membina dan mengembangkan potensi spiritual, ekonomi dan sosial masyarakat sekitar”.

Dalam peresmian ini pula dilaksanakan solat Tasbih, sebagai bentuk rasa syukur dan meminta pengampunan dosa dari Allah SWT. Selanjutnya dimeriahkan dengan Tausiyah Prof. KH. Didin Hafidhudin dan MS Ka’ban.

Prof. KH. Didin Hafidhudin, dalam tausiyah umumnya mengemukakan rasa syukurnya karena masih ada para pemikir-pemikir umat yang mempunyai gagasan seperti apa yang menjadi visi misi dari peresmian pesanren hilal bogor ini. “ semoga dengan adanya pesantren pencetak para imam mesjid ini akan menimbulkan geliat semangat beribadah yang tinggi dari masyarakat, karena jikalau masjid-masjid sudah terisi penuh setiap waktu oleh para jamaahnya, maka ini merupakan pertanda akan ada kebangkitan umat di negri ini” pungkasinya.

Acara diakhiri dengan penarikan plang peresmian pesantren yang dipimpin oleh Prof. KH. Didin Hafidhudin dengan disaksikan oleh semua orang yang hadir, selanjutnya tak ketinggalan diresmikan pula lounching Gerakan Moral Sholat Khusuk untuk Kejayaan Indonesia ( Gema SKKI ) oleh MS Ka’Ban. Dan terakhir adalah ramah tamah yang dilaksanakan di taman kebun jambu yang ada di area pesantren hilal bogor ini. @azs
Baca Selengkapnya | Pondok Pesantren Pencetak Imam Masjid kini resmi dibuka “( Peresmian Ponpres HILAL Bogor )

19 Mei 2011

Undang Pembicara dari Berbagai Negara UIKA Jadi Tuan Rumah Seminar Islam Internasional


Undang Pembicara dari Berbagai Negara UIKA Jadi Tuan Rumah Seminar Islam Internasional

PRESENTASI: Perwakilan dari Uganda Dr Kabuye Uthman menyampaikan presentasi pada seminar internasional di UIKA, kemarin.
BOGOR-Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, mendapat kehormatan menjadi tuan rumah International Seminar on Islamic Education, yang mengangkat tema Islamization of Higher Education Model and Experiences in Muslim World, di Aula Uika, kemarin.

Menjadi kebanggaan tersendiri bagi kampus yang tengah merayakan milad emasnya itu, mengingat pembicara seminar merupakan para ahli dari berbagai negara di dunia. Di antaranya, Sudan, Mesir, Indonesia, Uganda, Kanada dan Malaysia. “Seminar ini merupakan kehormatan bagi kami. Di samping menjadi tuan rumah, seminar ini juga sesuai dengan visi misi kami yang bernapaskan Islam,” ujar Rektor Uika, Ramly Hutabarat.

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIKA, Yusuf Shobiri menambahkan, seminar yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UIKA itu membahas islamisasi pendidikan di perguruan tinggi (PT) bernapas Islam. Selama ini, lanjutnya, PT seperti UIKA, mengalami persoalan dalam proses pendidikan, dimana kurikulum masih didominasi pemikiran tentang sekulerisme yang memisahkan konsep pendidikan Islam dengan pendidikan umum. “Sudah menjadi kewajiban PT berlabel Islam, untuk mengisi kurikulum berdasarkan konsep tentang pendidikan Islam,” kata dia.

Seminar yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan dan daerah itu, bertujuan mencarisolusi atas persoalan dalam pendidikan Islam di Indonesia. Apakah dari sumber daya manusianya yang kurang, atau kurikulumnya yang harus diubah. Seminar juga membahas kemungkinan-kemungkinan solusi terkait legalisasi hukum dan peraturan tentang PT berlabel Islam.

Pembicara yang sengaja didatangkan dari belahan benua lain itu, diharapkan memberi gagasangagasan baru guna membantu mencari solusi. Narasumber, diminta memaparkan pengalaman serta bagaimana konsep pendidikan Islam diterapkan di negara masing-masing. Selain itu, peserta seminar akan belajar dari cara negara lain mengelola kurikulum dan terkait pendidikan Islam. “Seminar yang berjalan hingga 19 Mei 2011, diharapkan memberi pandanganpandangan baru terhadap pengelolaan kurikulum pendidikan di tanah air,” imbuhnya.

Seperti yang dituturkan salah satu pembicara, E Bahruddin yang menyikapi masalah sumber daya manusia. Menurut dia, kompetensi kepala madrasah maupun tenaga kependidikan merupakan gambaran kualifikasi atau kemampuan baik yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Sehingga, pekerjaan memimpin kepala madrasah tidak bisa dilaksanakan kepada setiap orang yang berilmu. Melainkan, sambungnya, pemimpin tersebut harus juga memiliki kompetensi dalam kepemimpinan di dunia pendidikan secara umum.
Baca Selengkapnya | Undang Pembicara dari Berbagai Negara UIKA Jadi Tuan Rumah Seminar Islam Internasional

17 Mei 2011

Seminar Internasional “Islamization of Higher Education: Models and Experiences in Muslim Worlds”.



Warta-UIKA :Puluhan pembicara dari 6 negara telah memberikan konfirmasinya untuk mempresentasikan paper tentang berbagai tema Islamisasi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.

akan hadir Di antaranya ialah: Prof. Dr Malik Badri (SUDAN), Prof. Abuddin Nata (INDONESIA), Dr. Kabuye Uthman Sulaiman (UGANDA), Dr. Saadeldin Mansour Gasmelsid (SUDAN), Dr. Ssekamanya Siraje Abdallah (UGANDA, Dr. Benaouda Bensaid (CANADA), Dr. Muhammad Azzazi (MESIR), Dr Adi Setiawangsa (MALAYSIA), Dr. Anis Malik Thoha (INDONESIA), Dr. Syamsuddin Arif (INDONESIA), dan Dr. Adian Husaini (INDONESIA).

Seminar insyaAllah akan dibuka oleh Sekjen Kementerian Agama RI, Bahrul Hayat, Ph.D..

Seminar ini diselenggrakan oleh Program Doktor (S-3) Pendidikan Islam, Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, menyelenggarakan seminar internasional bertema “Islamization of Higher Education: Models and Experiences in Muslim Worlds”.

Seminar berlangsung dua hari (18-19 Mei 2011) di kampus UIKA Bogor, Jalan KH Sholeh Iskandar, Bogor.

Hari kedua, juga telah terkumpul puluhan paper untuk dibahas dalam kelas-kelas paralel, yang disampaikan oleh para doktor dan kandidat doktor dari berbagai kampus dan lembaga penelitian di Indonesia.

“Seminar ini sangat penting untuk meneguhkan kembali jati diri dan cita-cita UIKA sebagai salah satu kampus yang memperjuangkan Islamisasi Ilmu dan Kampus,” kata Dr. Adian Husaini, Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Pasca Sarjana UIKA Bogor.

Ide "Islamisasi kampus" sudah pernah dicanangkan di Kampus UIKA Bogor, sejak tahun 1980-an, saat UIKA dipimpin Rektornya Prof. Dr. AM Saefuddin. Menurut Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, Direktur Pasca Sarjana UIKA, betapa pun beratnya tantangan yang dihadapi, "Islamisasi ilmu" dan kampus adalah program yang wajib dijalankan. Tujuannya adalah bagaimana menjadikan kampus-kampus Islam menjadi pusat perkaderan cendekiawan-cendekiawan Muslim yang berilmu tinggi dan berakhlak mulia.

Karena pentingnya seminar ini bagi perkembangan pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, Dr Adian Husaini berharap, kalangan cendekiawan, praktisi pendidikan, dan aktivis dakwah, menyempatkan diri untuk menghadirinya.*
Baca Selengkapnya | Seminar Internasional “Islamization of Higher Education: Models and Experiences in Muslim Worlds”.

13 Mei 2011

Giring Bakat Tulis ke Penerbit Seminar Dahsyat Menulis Buku dan Motivasi Amazing You

Giring Bakat Tulis ke Penerbit Seminar Dahsyat Menulis Buku dan Motivasi Amazing You

PELATIHAN: Penulis yang juga Dosen Universitas Indonesia, Dodi Mawardi (tengah), usai mengisi acara seminar di UIKA, kemarin.
BOGOR-Menulis, bisa dijadikan sebagai salah satu opsi profesi. Bersenjatakan pena dan secarik kertas, banyak penulis yang telah menunjukkan eksistensinya dan terbilang sukses besar. Berbagi pengalaman, informasi, serta ceritacerita inspiratif, terbukti dapat mendatangkan keuntungan baik materi maupun kepercayaan. “Cuma harus pintar-pintar mencari celah.

Jangan hanya sekadar menulis,” kata seorang penulis yang juga Dosen Universitas Indonesia (UI), Dodi Mawardi, usai mengisi acara Seminar Dahsyat Menulis Buku dan Motivasi Amazing You, di Kampus UIKA, Jalan Sholeh Iskandar, kemarin.

Salah satunya adalah, dengan membuat beragam workshop dan membantu orang lain menulis. Ibarat pemain musik yang tak harus mengandalkan penjualan album namun juga bisa menambah penghasilan dari kegiatan manggung. Untuk eksis di dunia penulis pun tak lagi sulit mempromosikan diri. Kecanggihan teknologi telah membantu siapa saja yang berminat menulis untuk mempromosikan karyanya. Seperti dengan menampilkannya melalui dunia maya. “Banyak media-media gratis yang bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan tulisan kita,” tuturnya.

Untuk menjadi seorang penulis, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah melihat dan menentukan pasar. Setelah mengetahui arah tulisan, barulah seorang penulis mencari ide dan inspirasi akan apa yang hendak disajikan. “Bila poin-poin tadi sudah terpenuhi, mulailah menulis,” ujar Dodi.

Terdapat dua bentuk tulisan yang bisa dipilih yakni tulisan fiksi dan nonfiksi. Untuk nonfiksi, yang perlu diperhatikan adalah penelusuran data-data yang akurat untuk dijadikan kerangka. Tulisan nonfiksi tidak terikat aturan baku atau patokan waktu. Bahkan, lanjutnya, untuk tulisan jenis ini, sang penulis bisa menambahkan sub-sub tema ke dalam tulisannya. Berbeda dengan nonfiksi, tulisan fiksi sangat terikat pada alur cerita. Meski dibolakbalik, tulisan jenis ini harus tetap berada di jalurnya. “Mau endingnya juga bisa. Tapi isi cerita harus sesuai alur dan menjadi cerita flash back,” terangnya.

UIKA sengaja menggelar seminar dan bedah buku sebagai langkah memotivasi seluruh civitas akademik. Kegiatan yang bekerjasama dengan harian Radar Bogor dan beberapa perusahaan penerbit buku itu, menyedot sekitar tiga ratusan peserta. Uniknya, seminar tersebut menggelar acara interaktif, seperti mengizinkan peserta mengajukan ide tulisannya. Setelah itu, panitia akan mengarahkan peserta untuk berkonsultasi langsung dengan para penerbit, sesuai minat dan tema tulisan. “Tulisan yang bertema ekonomi, kami arahkan untuk berkonsultasi dengan penerbit bidang ekonomi langsung di lokasi,” ujar Ketua Alumnus UIKA, Gatut Susanta.
Baca Selengkapnya | Giring Bakat Tulis ke Penerbit Seminar Dahsyat Menulis Buku dan Motivasi Amazing You

7 Mei 2011

UIKA Genjot pembangunan menuju kampus Ideal

Melalui spirit peringatan setengah abad UIKA Bogor yang diselenggarakan bulan april 2011 kemarin, UIKA mulai membenahi inprastrukturnya, berbagai pasilitas kini mulai dibenahi dan di perbaiki, mulai dari jalan, tempat parkir, gedung-gedung perkuliahan, dan pasilitas-pasilitas lainnya mulai direnopasi dan di perbaiki.
Pembenahan ini menurut manjemen UIKA diperkirakan akan terus berjalan hingga 2 tahun kedepan demi mempersiapkan UIKA menjadi kampus ideal. Dalam kaitanya dengan penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2011-2012 hal ini pun menjadi momen yang positif untuk menyambut mahasiswa baru, agar bisa lebih nyaman berada di lingkungan barunya pungkas salah-satu maajemen UIKA Bogor kepada azies-site kemarin.

Dia menambahkan spirit pembangunan ini dilaksanakan karena kita mengingat UIKA saat ini sudah memasuki usia kematangan, oleh karenanya usia kematangan ini perlu diikuti oleh berbagai peningkatan kualitas, mulai dari manajemen, pelayanan, dan pasilitas-pasilitas yang ada dikampus, sehinga UIKA akan terus eksis didunia pendidikan.

Hingga saat ini UIKA tengah membangun gedung pascasarjana 3 lantai di area kampus jl. Sholeh iskandar dan pada tahun 2012 insya Allah UIKA akan mulai membangun Masjid Raya Kampus yang berada di tengan-tengah kampus yang bisa digunakan sebagai centra of actipity ( pusat kegiatan kampus yang mampu menampung ribuan jamaah. Semoga saja pembangunan ini berlangsung dengan lancar.

Gambar Untuk Berita ini :

Baca Selengkapnya | UIKA Genjot pembangunan menuju kampus Ideal

6 Mei 2011

MEMBANGUN KEKUATAN POLITIK ZAKAT

MEMBANGUN KEKUATAN POLITIK ZAKAT
Oleh : Irfan Syauqi Beik, SP., M.Si., Ph.D.


Perkembangan zakat akhir-akhir ini semakin menunjukkan arah yang menggembirakan. Keputusan Komisi VIII DPR baru-baru ini untuk menjadikan Badan Amil Zakat Nasional sebagai mitra resmi komisi tersebut menjadikan ruang politik bagi dukungan terhadap pengembangan zakat menjadi semakin besar. Apalagi hal itu didukung oleh janji komisi tersebut yang akan menuntaskan amandemen UU Zakat pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2010. Sejumlah isu-isu strategis, seperti struktur kelembagaan zakat masa depan dan kebijakan zakat pengurang pajak, diharapkan dapat diselesaikan selambat-lambatnya tahun depan.
Dukungan politik yang lebih besar ini diharapkan dapat dioptimalkan oleh Baznas dan para stakeholder zakat lainnya, termasuk BAZ/LAZ yang ada, sehingga peran
zakat dalam pembangunan masyarakat dapat meningkat secara signifikan, terutama dalam mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Apalagi jika menilik kondisi saat ini dimana kemiskinan tetap menjadi salah satu problematika utama yang harus diatasi oleh bangsa Indonesia, meskipun tren kemiskinan menurut pemerintah dan BPS terus menurun dalam 3 tahun terakhir.

Memasuki Ranah Negara
Masuknya zakat ke dalam ruang politik yang lebih besar sesungguhnya telah menjadi sebuah kebutuhan. Selama ini zakat lebih banyak bermain pada ranah sosial kemasyarakatan laiknya dunia LSM. Pada tahap awal perkembangan zakat, hal tersebut dapat dipahami, mengingat inisiator yang mengerakkan dunia perzakatan selama ini adalah masyarakat. Harus diingat bahwa sejarah perzakatan di Indonesia sedikit berbeda bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Dunia zakat modern di tanah air lebih banyak diinisiasi oleh masyarakat, sehingga pendekatannya
baik dari sisi ibadah mahdlah maupun dari sisi muamalah-nya, sudah sewajarnya jika kita mencoba membangun kekuatan politik zakat yang kuat di negeri ini. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, menjadikan amandemen UU zakat sebagai pintu masuk integrasi ke dalam kebijakan ekonomi negara secara lebih mendalam. Bisa dibayangkan, bagaimana proses integrasi yang terjadi jika zakat dijadikan sebagai pengurang pajak misalnya. Atau zakat dijadikan sebagai salah satu pondasi utama kebijakan pengentasan kemiskinan. Perbedaan pendapat antara penggiat LAZ dengan Depag tentang restrukturisasi kelembagaan zakat perlu diselesaikan dengan baik. Jangan sampai perbedaan ini menghambat proses integrasi zakat dalam kebijakan ekonomi negara.
Kedua, Baznas harus bisa memanfaatkan posisinya sebagai mitra resmi DPR maupun sebagai institusi yang juga berada di bawah pemerintah dalam mempercepat proses integrasi zakat dalam kebijakan nasional. Ketiga, perlu peningkatan peran FOZ sebagai kelompok lobi sekaligus sparing partner pemerintah dan DPR yang lebih efektif. Komunikasi dengan parpol juga harus secara intensif dilakukan. Keempat, peran kampus sebagai pusat riset zakat perlu ditingkatkan. Ini sangat penting di dalam menyuplai data dan argumentasi akademik yang akan memperkuat kinerja zakat nasional. Dan yang kelima, sosialisasi secara intensif kepada seluruh komponen masyarakat harus terus menerus dilakukan. Insya Allah melalui proses yang berkesinambungan ini, maka peran zakat sebagai institusi politik dan ekonomi umat dan bangsa akan semakin kuat.
Wallahu A’lam bi ash-Shawab.
Baca Selengkapnya | MEMBANGUN KEKUATAN POLITIK ZAKAT