30 Sep 2010

Didin Hafidhuddin Dipercaya Sebagai Sekjen WZF

Prof Dr Didin Hafidhuddin ( Ketua BAZ Nas, Direktur Pasca Sarjana UIKA Bogor ) MSi terpilih secara aklamasi menjadi sekretaris jenderal World Zakat Forum dalam pertemuan World Zakat Forum di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Kamis petang. Didin, ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas, akan menjabat sebagai sekjen sampai pertemuan selanjutnya forum ini, yang dijadwalkan akan berlangsung minimal satu kali dalam tiga tahun.

Dalam menjalankan tugasnya, Didin didampingi dengan 13 anggota badan pekerja, yang berasal dari perwakilan-perwakilan lembaga pengelola zakat di tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Turki. Dengan terpilihnya sekjen ini, WZF yang berlangsung sejak 29 September ini resmi ditutup oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof Dr Nasaruddin Umar MA.

Bersama dengan badan pekerja ini, Didin selanjutnya mendapat tugas untuk menyusun program-program berkaitan keberadaan forum ini, yang dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari hasil pertemuan WZF di Yogyakarta ini. Selain memilih Didin sebagai sekjen WZF ini, pertemuan WZF di Yogyakarta ini juga mengeluarakan resolusi yang berisikan enam poin.

Resolusi tersebut menyatakan bahwa World Zakat Forum akan dijadikan sebagai forum bertemu, berdiskusi dan sharing hal-hal terkait zakat tingkat dunia yang terbuka bagi perwakilan resmi negara, organisasi zakat pemerintah, organisasi zakat masyarakat (NGO), kalangan akademisi, para ulama dan pemerhati zakat dan akan diadakan tiga tahun sekali.

Selain itu, untuk memudahkan pengelolaan dan pengorganisasian konferensi World Zakat Forum, akan dibentuk badan pengelola yang terdiri dari para pendiri atau disebut anggota pendiri (World Zakat Forum Founding Member) dan Badan Pekerja (World Zakat Forum Working Group) yang bertindak selaku sekretariat forum dan pengelola operasional World Zakat Forum yang terdiri dari para personil yang mewakili lintas negara yang memiliki dedikasi untuk mengelola World Zakat Forum. Susunan anggota pendiri dan Badan Pekerja terlampir

Resolusi itu juga menyebutkan bahwa WZF ini mendukung peran dan eksistensi International Zakat Organization (IZO), dalam menjalin kerja sama untuk kepentingan ummat. Diputuskan juga dalam resolusi itu, bahwa badan Pekerja akan menetapkan penyelenggaraan World Zakat Forum ke 2 dan menetapkan agenda pembahasannya.

Resolusi ini juga menugaskan kepada Badan Pekerja untuk menyiapkan program dan melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholders) zakat internasional, sedang sumber pendanaan awal World Zakat Forum yang bersumber dari iuran para pendiri dan peserta World Zakat Forum
Melalui resolusi ini, WZF juga mengimbau semua negara muslim untuk mengakomodasi dan memberlakukan regulasi dan mengimplementasikan zakat sebagai pengurang pajak.

Dirjen Bimas Islam, Nazaruddin, memandang positif hasil-hasil resolusi ini. Ia mengatakan bahwa apa yang diputuskan di Yogyakarta ini merupakan langkah awal dalam usaha mensinergikan dan mengoptimalkan kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lainnya, dalam rangka turut memecahkan persoalan-persoalan yang mendera umat Islam, diantaranya masalah kemiskinan.

Didin sendiri mengatakan, dalam waktu dekat ini ia bersama dengan badan pekerja WZF akan menginfentarisai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan usaha-usaha pengumpukan dan penyaluran zakat, terutama berkaitan dengan pendayagunaan dan zakat untuk program-program pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan umat.

Didin mengungkap ia juga akan berusaha mensosialisasikan keberadaan dan program-program WZF ini ke seluruh negara-negara Islam, sekaligus berusaha untuk mensinergikan kegiatan pengumpulan penyaluran zakat sebagai mainstream untuk pemberantasan kemiskinan.

Dijelaskan Didin, ia sendiri bermimpi suatu saat lembaga-lembaga pengumpul dan penyalur zakat lintas negara, baik itu yang dikelola pemerintah atau swasta, dapat bekerja sama secara terfokus, misalnya, dengan menggarap secara program pemberantasan kemiskinan di suatu daerah, sesuasi dengan keahlian masing-masing.

Selain itu, kata Didin, ke depan juga akan diusahakan membuat peta tentang keberadaan para muzaki dan pemberi zakat, untuk mengoptimalkan usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran zakat yang lebih terkoordinasikan. (Sumber Dakwatuna : Krisman Purwoko/yoe/RoL)

Baca Selengkapnya | Didin Hafidhuddin Dipercaya Sebagai Sekjen WZF

29 Sep 2010

Masa Pengenalan Kampus (TA'ARUF)




BOGOR - Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor membuka masa pengenalan lingkungan kampus dengan taaruf tahap pertama, yang dihelat di gedung rektorat lantai tiga, kemarin. Taaruf kali ini diikuti 750 calon mahasiswa reguler dari jumlah keseluruhan pendaftar yang mencapai 1.300 orang. Kegiatan ini akan berlangsung dari Rabu hingga Sabtu (22-25/9) mendatang. Sementara untuk masa taaruf tahap kedua, akan dilaksanakan pada 27- 30 September, yang diikuti 550 calon mahasiswa dari kelas karyawan.

Pada masa taaruf tahun ini, terdapat perbedaan dibandingkan sebelumnya. Dimana panitia lebih banyak mengenalkan kehidupan lingkungan kampus secara islami. Selain itu, di akhir kegiatan pada Senin (27/9) nanti, akan diselenggarakan kegiatan bakti sosial kepada karyawan UIKA dan panti asuhan di Cibinong.

Rektor UIKA Ramly Hutabarat mengatakan, dengan bergabung ke dalam keluarga besar UIKA, calon mahasiswa harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kampus. “Iman sebagai fondasi utama dalam melakukan segala aktivitas, sementara ilmu merupakan alat serta pedoman untuk mengarungi pernik-pernik kehidupan tersebut,” paparnya.

UIKA, sambung Ramly, sebagai wahana menempa sumber daya manusia (SDM) diharapkan dapat menghasilkan kader-kader andal, yang mampu mendemonstrasikan kualitas terbaik kadernya di mata dunia.

Presiden Mahasiswa UIKA Hidayatul Mustafid menuturkan, masa taaruf ini harus dimanfaatkan sebaikbaiknya oleh calon mahasiswa agar mampu mengenal lingkungan kampusnya dengan baik. Agar mereka semakin memahami karakter UIKA, setiap hari materi yang diberikan berbeda.

“Mulai dari pihak yayasan hingga lembaga unit kegiatan mahasiswa (UKM), akan memberikan wawasan almamater serta kebangsaan berdasarkan iman dan takwa kepada calon mahasiswa,” jelasnya.

Ia menjamin pelaksanaan masa taaruf jauh dari hal-hal negatif, seperti perpeloncoan yang di lakukan oknum senior kepada junior.

“Saya telah menginstruksikan panitia agar menjauhi tindakan kekerasan dalam membimbing calon mahasiswa,” tukasnya.(sumber Radar Bogor)
Baca Selengkapnya | Masa Pengenalan Kampus (TA'ARUF)

27 Sep 2010

UIKA HADIRI HALAL BIHALAL KOREM 061/SURYAKANCANA

Universitas Ibn Khaldun yang diwakili oleh Kepala Pusat Penjaminan Mutu (PPM-UIKA), Dr. (Candt) HM Rais Ahmad, SH., MCl dan Ka Humas, Budi Susetyo, MSc telah menghadiri undangan dari Komandan Korem 061/Suryakancana pada acara Halal bi Halal yang diselenggarakan pada HAri Kamis, 23 September 2010 di Kebun Raya Bogor. Hadir dalam kesempatan itu sekaligus memberikan sambutan, Walikota Bogor, Drs. H. Diani Budiarto dan Bupati Bogor, Drs. H. Rachmat Yasin, MM. Di samping itu juga mengundang raturan tokoh masyarakat dan tokoh agama, ormas, Muspida, dan seluruh kampus yang ada di Bogor Raya dan Sukabumi, termasuk Kampus Universitas Ibn Khaldun Bogor. Momen ini sangat penting untuk membangun kesepahaman dalam menjalankan kehidupan beragama sesuai dengan koridor peraturan perundangan yang ada.(bud)
Baca Selengkapnya | UIKA HADIRI HALAL BIHALAL KOREM 061/SURYAKANCANA

20 Sep 2010

HALAL BI HALAL UIKA


HALAL BI HALAL UIKA
Setelah melalui masa liburan Idul Fitri 1 Syawal 1431 H, pada tanggal 20 September 2010 civitas akademika UIKA melaksanakan kegiatan Halal Bi Halal. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wahana untuk saling memaafkan di antara pimpinan, staf/karyawan dan komponen yayasan serta tamu undangan lainnya. Hadir dalam acara ini, para sesepuh UIKA seperti Prof. Dr. Ir. H. AM Saefuddin, Prof. Dr. Muslim Nasution sebagai Penceramah dan KH. Adam Ibrahim, Ketua MUI Kota Bogor juga bertindak sebagai Penceramah.
Baca Selengkapnya | HALAL BI HALAL UIKA