21 Jun 2010

Kekejaman Israel Mirip Bolshevik





























Israel adalah satu satunya Negara di dunia yang melarang pengungsi kembali ke tanahnya, melegalkan penghancuran rumah sebagai metode hukuman kolektif, mensahkan infrastruktur sipil sebagai target penyerangan, melegalkan pembunuhan dan penyiksaan, memiliki partai politik yang secara public melakukan advokasi pembersihan etnis penduduk asli, dan memenjarakan anak anak untuk alas an politik. Israel pula satu satunya Negara di dunia dimana rakyatnya menempati rumah dan mengolah lahan pertanian yang dicuri dari para pengungsi Palestina (http://www.liveleak.com/view?i=061_1185614099).

Saat tulisan ini dibuat, entah sudah berapa nyawa jadi korban kekejaman dan kebrutalan Israel. Tidak terhitung ribuan orang yang menderita luka fisik (dimana sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak), disamping puluhan bahkan mungkin ratusan ribu warga Palestina yang menderita luka pshikis. Sejarah mencatat, ketika Israel mengajukan diri menjadi anggota PBB pada tahun 1949, PBB mengajukan syarat bahwa PBB akan menerima Israel menjadi anggotanya, jika menerima 2 resolusi, yaitu Resolusi 181 (yang isinya: Israel harus menerima pendirian negara Palestina) dan Resolusi 194 (dengan isi: Israel harus mengizinkan para pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka). Sampai sekarang, resolusi ini dianggap angin lalu. Pada tanggal 31 Januari 1980 parlemen Israel menetapkan Jerusalem sebagai ibukota Israel, padahal PBB menetapkannya sebagai zona internasional melalui resolusi 181 tanggal 29 Nov 1947. Pada tanggal 9 Juli 2004, Mahkamah Internasional melarang pembangunan tembok zionis, tapi malah diteruskan hingga membentuk tembok raksasa yang memenjarakan banyak perkampungan palestina. Sampai saat ini, lebih dari 500 kali Israel melanggar ketentuan PBB ataupun mahkamah Internasional yang mencatat Israel sebagai satu satunya Negara yang paling banyak menentang resolusi PBB.

Antara tahun 1935 hingga 1948, berbagai pembunuhan massal dilakukan oleh kelompok-kelompok Yahudi, dengan tujuan mengusir orang-orang Palestina dari tanah air mereka, untuk kemudian diduduki oleh para imigran Yahudi yang didatangkan dari berbagai penjuru dunia. Lihatlah beberapa pembantaian yang mereka lakukan di tahun 1948: pembantaian di Deir Yassin, pembantaian Naser al-Din, pembantaian Tantura, pembantaian Mesjid Dahmash, pembantaian Dawayma, pembantaian Houla, dan pembantaian Salha. Dalam pembantaian itu, tak kurang dari 1200 orang rakyat Palestina tewas dan 70 ribu melarikan diri keluar Palestina. Jika dalam satu tahun saja, begitu banyak korban akibat pembantaian yang mereka lakukan, maka bagaimana dengan 60 tahun mulai tahun 1948 hingga sekarang?

Israel telah menghancurkan 500 lebih kota dan desa dalam rangka pembersihan etnis, membuat lebih 4 juta warga Palestina mengungsi, dan menghancurkan lebih 60 ribu rumah. Israel juga telah membunuh lebih 50 ribu dan memenjarakan lebih dari 250 ribu, membuat cacat lebih dari 50 ribu dan melukai lebih dari 200 ribu rakyat sipil.

Sepak terjang Israel terhadap rakyat Palestina, sama persis seperti sepak terjang Bolshevick terhadap rakyat Rusia di awal-awal abad ke 20. Bolshevik adalah gerakan komunis Rusia yang dipimpin oleh Lenin. Sebagai pemimpin Bolshevik, Lenin tidak segan segan membunuh dan membantai rakyat sipil. Siapa saja yang tidak setuju dengannya, akan menemui ajalnya apakah dengan disiksa atau dieksekusi. Pada tahun pertama berkuasa, 1917, setidaknya 10 ribu rakyat sipil dihabisinya dengan alas an karena tidak mau mengikut Bolshevik. Antara tahun 1921-1922, Lenin membunuh 5 juta penduduk desa dengan kebijakannya yang menciptakan gelombang kelaparan yang dahsyat. Mengetahui jutaan penduduk mati, Lenin mengirim surat kepada anggota biro elit pada bulan Maret 1922 yang isinya “Kondisi terakhir ini berpihak pada kita…dengan pertolongan orang-orang kelaparan itu yang mulai menjadi kanibal sesama mereka, yang meninggal dalam jumlah jutaan, dan yang jasadnya mengotori jalan-jalan di seluruh negeri, sekaranglah dan hanya sekarang kita dapat –dan harus dapat- menyita seluruh harta kekayaan gereja dengan kekejaman yang kita miliki. Harapan kita hanyalah keputus asaan mereka yang diakibatkan kelaparan massal, yang akan membuat mereka melihat kita dengan cahaya kasih” (Russian Center for the conversation and Study of Historic Documents, Moscow, 2/1/22947/1-4).

Alasan kenapa Lenin dan pengikut Bolsheviks lainnya begitu kejam adalah filosofi Dialectical Materialist yang sangat mereka yakini. Filosofi ini memandang manusia seperti binatang dan kekerasan serta konflik menjadi suatu keharusan untuk menuju kemajuan. Bukan hanya sampai disitu, Lenin juga menerapkan metode binatang untuk melatih manusia. Pada bulan October 1919, Lenin secara pribadi mengunjungi ilmuwan Alvin Pavlov, yang terkenal karena eksperimennya pada binatang. Lenin ingin menerapkan metode binatang ini pada seluruh orang Rusia. “Saya ingin agar semua orang Rusia mengikuti pola pikir dan pola tindak Komunis” Lenin menjelaskan. Pavlov heran. Kelihatannya, Lenin ingin agar Pavlov malatih manusia seperti dia selama ini melatih anjing. Pavlov bertanya “Apakah engkau bermaksud menstandardisasi populasi Rusia? Membuat mereka semua berperilaku sama?” “Tepat sekali” jawab Lenin. “ Manusia dapat dibentuk seperti yang kita mau” (Orlando Figes, A people’s tragedy, Penguin Books, New York 1997, p. 732-733).

Apa yang disebut dasar ilmiah dari filosofi yang memandang bahwa manusia adalah spesies binatang adalah Teori Revolusi Darwin. Teori revolusi itu adalah inspirasi ideology yang paling penting dibalik gerakan komunis di Rusia. ‘The Origin of Species’ karya Darwin yang dipublikasikan tahun 1859, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia pada akhir abad ke 19, bertanggungjawab terhadap anak muda Rusia yang dilatih menjadi ateis dan komunis. Komunis Russia sangat berkaitan erat dengan Darwinism, dimana Vlakinof (pendiri gerakan itu) memandang bahwa Marxism adalah “Darwinism dalam aplikasinya pada ilmu sosial” (Gustav A Wetter, Dialectical Materialism, Greenwood Press, Westport CT, 1977, p. 107). Murid Vlakinof, Lenin, menerapkan Darwinism ini ke masyarakat dan menghabisi mereka yang dipandangnya sebagai binatang. Sama halnya dengan kekejaman Israel yang menggiring kita untuk menyadari bahwa 'darwinisme sosial' ternyata masih hidup subur di kalangan Yahudi.
Akhir perjalanan hidup Lenin merupakan peringatan bagi kita. Mulai 1922 Lenin diserang penyakit serius yang menyebabkan harus tinggal di kursi roda hingga meninggal tanggal 21 januari 1924. Photo yang diambil beberapa saat sebelum meninggalnya, menggambarkan wajahnya yang sangat mengerikan, mirip seperti setan. Allah berkata dalam Qur’an surat 30 ayat 10: “Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya”.


oleh : H. Hendri Tanjung, PhD (cand)
Baca Selengkapnya | Kekejaman Israel Mirip Bolshevik

8 Jun 2010

Kunjungan Mahasisiwa Teknik UIKA BOGOR ke Pabrik You C 1000

Tepatnya 10 juni 2010, 120 mahasiswa fakultas teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor yang terbagi kepada beberapa jurusan dan bidang keahlian masing- masing, akan mengadakan kunjungan kesebuah pabrik yang memproduksi sebuah minuman suplemen vitamin c 1000 mg. kunjungan yang sifatnya studi trif ini diadakan oleh badan eksekutif mahasiswa Fakultas Teknik UIKA Bogor, berkerjasama dengan dekan 3 bidang kemahasiswaan Fakultas Teknik UIKA Bogor.

Tema kunjungan terbagai menjadi beberapa bagian dimana setiap bidang keahlian dari masing-masing jurusan telah membawa beberapa pertanyaan dan permasalahan yang akan dilontarkan pada saat kunjungan disana, sesuai dengan study dan bidang yang akan di garap. misalnya mahasiswa Teknik Informatika, nantinya akan menitik beratkan kepada penerapan sistem teknologi terbaharu atau teknologi canggih apa yang di pakai pada perusahaan tersebut yang dipadukan dengan sistem komputerisasi serta penerapan sistem informasi bisnis yang digunakan. sementara mahasiswa Teknik mesin dan elektro misalnya, mereka menitik beratkan pada penerapan sistem permesinan yang digunakan, sebagai studi misalnya mahasiswa akan mencoba mempelajari mengenai kecepatan mesin produksi pada perusahaan tersebut bisa mencapai 10 juta botol / bulan dengan investasi sekitar 150 milyar. sedangkan lain alnya dengan mahasiswa teknik sipil, yang pastinya akan menitik beratkan pada konstruksi bangunan yang ideal untuk sebuah perusahaan bersar yang bersekala nasional dan memiliki lisensi mancanegara

Baca Selengkapnya | Kunjungan Mahasisiwa Teknik UIKA BOGOR ke Pabrik You C 1000